Selasa, 01 Desember 2009

SRI adalah Budidaya Padi Hemat Air

*Budidaya Padi Hemat Air

SRI (System of Rice Intensification) adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara. Metode ini terbukti telah berhasil meningkatkan produktifitas padi sebesar 50%, bahkan di beberapa tempat mencapai lebih dari 100%.

Metode ini pertama kali ditemukan secara tidak sengaja di Madagaskar antara tahun 1983-1984 oleh biarawan Yesuit asal Perancis bernama FR. Henri de Laulani, S.J. Oleh penemunya, metodologi ini selanjutnya dalam bahasa Perancis dinamakan Le Syst me de Riziculture Intensive disingkat RSI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification disingkat SRI.

Sampai dengan tahun 2006, SRI telah berkembang di 36 negara, yaitu: Indonesia, Kamboja, Laos, Myanmar, Filipina, Thailand, Vietnam, Bangladesh, Cina, India, Nepal, Srilangka, Gambia, Madagaskar, Mozambique, Sierra Leone, Ghana, Benin, Barbados, Brasil, Cuba, Guyana, Peru, Amerika Serikat, Afganistan, Iran, Irak, Pakistan, Burkina Faso, Ethiopia, Guinea, Mali, Zambia, Colombia, Republik Dominika dan Haiti.

SRI menjadi terkenal di dunia melalui upaya Norman Uphoff (Director of Cornell International Institute for Food, Agriculture and Development). Pada tahun 1997, Uphoff mengadakan presentasi SRI di Indonesia yang merupakan kesempatan pertama SRI dilaksanakan di luar Madagaskar.

Uji coba pola SRI pertama di Indonesia dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Sukamandi, Jawa Barat pada musim kemarau 1999 dengan hasil 6.2 ton/ha dan musim hujan 1999/2000 dengan hasil rata-rata 8.2 ton/ha.

Penanaman Padi Hemat Air dengan sistem SRI merupakan suatu kegiatan proyek DISIMP (Decentralized Irrigation System Improvement Project in Eastern Region of Indonesia) kerjasama antara Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Direktorat Jendral Pengairan Departemen Pekerjaan Umum dan Japan Bank For International Cooperation (JBIC).

Proyek Padi Hemat Air ini telah dijalankan di beberapa propinsi di Indonesia yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara dan Gorontalo.

Kelebihan SRI (System of Rice Intensification)
1. Tanaman hemat air
2. Hemat biaya (butuh benih 5kg/ha, tidak butuh biaya pencabutan bibit, tidak butuh biaya pindah bibit, tenaga tanam berkurang dll.)
3. Hemat waktu (ditanam bibit muda 5-12 hari setelah semai, panen lebih awal)
4. Produksi dipastikan bisa meningkat, dibeberapa tempat mencapai 11 ton/ha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar